Soal
1. Bagaimana
prinsip utama kloning yang dilakukan pada sel katak?
2. Dapatkah
prinsip yang terjadi pada kloning katak diterapkan pada kloning manusia?
Jawab
1.
Kloning berasal dari kata ‘klon’ dari
bahasa Yunani yang berarti tunas muda. Pada dasarnya kloning adalah teknik
penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang sama sifat baik dari segi
hereditasnya maupun penampakannya. Dari referensi lainnya, dikatakan kloning
adalah penggunaan sel somatik makhluk hidup multiseluler untuk membuat satu
atau lebih individu dengan materi genetik yang sama atau identik (Kimbal, 1989).
Prinsip
utama kloning yang dilakukan pada sel katak yaitu yang pertama inti sel kulit katak
ditransplantasikan ke dalam sel telur yang intinya sudah dihilangkan. Hasil
transplantasi tersebut ditumbuhkan sampai terbentuk embrio, kemudian sel-sel
embrio dipisahkan, dan inti sel embrio tersebut ditransplantasikan ke dalam sel
telur katak lain yang inti selnya sudah di buang dengan kata
lain memasukan atau mentransplantasi
nukleus kedalam telur katak yang sudah di enukleasi atau dapat dikatakan
mengambil inti sel yang belum dewasa
dari sel telur katak dan menggantinya dengan inti sel dewasa dari sel epitel
usus berudu.secara teori untuk mengklon seekor binatang perlu untuk mengambil
nukleus dalam telur yang telah dibuahi, baik melalui pembedahan, maupun
menonaktifkannya secara total dengan radiasi dan menggantikannya dengan nukleus
yang diambil dari individu lain (Muhammad, 1991).
Transplantasi inti disebut
juga teknik kloning yaitu pemindahan inti sel yang satu ke sel lain sehingga di
peroleh individu baru yang memiliki sifat baru sesuai inti yang diterimanya
.Kloning menghasilkan individu yang identik satu sama lain. Karena di hasilkan dari reproduksi aseksual. Teknik
kloning berhasil dicobakan pada katak, mencit, sapi, dan domba
(Roberts et al, 1995).
Teknik
kloning pada katak berhasil dilakukan oleh John B. Gurdon. Langkah-langkah
teknik kloning pada katak adalah sebagai berikut.
.
Inti sel kulit katak ditransplantasikan ke dalam sel
telur yang intinya sudah dihilangkan.
a.
Hasil transplantasi tersebut ditumbuhkan sampai
terbentuk embrio, kemudian sel-sel embrio dipisahkan dan inti sel embrio
tersebut ditransplantasikan ke dalam sel telur katak lain yang inti selnya
sudah di buang.
b.
Individu hasil cloning tumbuh dari sel-sel telur
tersebut (Gurdon, 1962).
2. Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang
sama denagn induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengambil sel tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti
selnya (nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita
yang telah dihilangkan inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan proses
pembuahan atau inseminasi buatan. Dengan metode semacam itu, kloning manusia
dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari tubuh seseorang, lalu
dimasukkan ke dalam sel telur yang diambil dari seorang perempuan. Lalu dengan
bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel digabungkan
dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini terjadi, sel telur yang telah
bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan,
agar dapat memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi
janin sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara
alami. Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya, yakni orang
yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan (Kimbal,
1989).
Pada
dasarnya prinsip kloning pada sel katak yang dilakukan oleh Gurdon adalah
dengan mencoba menginjeksikan inti sel usus katak
dewasa yang mengandung DNA ke sel telur yang inti selnya telah diangkat.
Penelitian Gurdon awalnya menuai sikap skeptis dari ilmuwan lain. Pasalnya,
dipahami sebelumnya bahwa sel dewasa adalah sel yang sudah mengalami
spesialisasi, tidak bisa membuahi. Namun, di luar dugaan, Gurdon membuktikan
bahwa pandangannya benar. Inti sel usus katak dapat berperilaku seperti inti
sel telur. Ketika sel telur tersebut dibuahi, individu baru tetap dapat
dihasilkan (Hirami et al,2009).
Kloning reproduktif ini dapat diterapkan pada manusia.
Peminakan sel-sel induk merupakan salah satu langkah awal dari baik peminakan
terapeutik, maupun peminakan reproduktif. Peminakan terapeutik pada manusia
mempunyai tujuan untuk kepentingan klinis dalam rangka memperbaiki kualitas
kehidupan menusia, maksud dari peningkatan kualitas kehidupan manusia dilihat
dari keuntungan kloning itu sendiri yaitu: memproduksi organ tubuh untuk
transplantasi, menghindarkan penyakit, memecahkan permasalahan reproduksi, menyediakan
bahan riset.
Peminakan sel-sel induk dan proses diferensiasi ke
arah pembentukan tubuh embrionik pada manusia telah dilakukan (Thomson, et
al., 1998). Tubuh embrionik yang terbentuk dideteksi aktifitas
telomerasenya untuk meyakinkan bahwa sel-sel embrionik tersebut bersifat
totipoten dan dapat berdiferensiasi menjadi manusia apabila dilakukan transfer
embrio ke dalam rahim. Prinsip yang dilakukan untuk klon sel katak dapat
diterapkan pada manusia dimana proses kloning manusia dapat dilakukan dengan 4
cara, yaitu:
1.
Kloning dilakukan dengan mengambil inti sel
(nucleus of cells) “wanita lain (pendonor sel telur)” yang kemudian ditanamkan
ke dalam ovum wanita kandidat yang nekleusnya telah dikosongkan.
2.
Kloning dilakukan dengan menggunakan inti sel
(nucleus) “wanita kandidat” itu sendiri, dari sel telur milik sendiri bukan
dari pendonor.
3.
Kloning dilakukan dengan menanamkan inti sel
(nucleus) jantan ke dalam ovum wanita yang telah dikosongkan nukleusnya. Sel
jantan ini bisa berasal dari hewan, bisa dari manusia. Terus manusia ini bisa
pria lain, bisa juga suami si wanita.
4.
Kloning dilakukan dengan cara pembuahan
(fertilization) ovum oleh sperma (dengan tanpa hubungan sex) yang dengan proses
tertentu bisa menghasilkan embrio-embrio kembar yang banyak (Watson et al,1988).
Proses kloning
manusia dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut:
·
Mempersiapkan
sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini
diambil dari manusia yang hendak dikloning.
·
Sel stem
diambil inti sel yang mengandung informasi genetik kemudian dipisahkan dari
sel.
·
Mempersiapkan
sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya
dipisahkan.
·
Inti sel dari
sel stem diimplantasikan ke sel telur. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan
dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
·
Sel embrio yang
terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan
siap diimplantasikan ke dalam rahim.Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi
dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
kloning pada
katak dapat dilakukan kepada manusia karena pada saat penkloningan pada katak digunakan nukleus sel somatik sebagai donor dari berbagai stadium
perkembangan yaitu dengan memasukkan inti sel (nukleus) usus
berudu katak dewasa ke dalam sel telur katak tanpa inti,sedangkan kloning pada
manusia juga demikian yaitu mengambil sel
tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya
(nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita yang
telah dihilangkan inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan proses
pembuahan atau inseminasi buatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Gurdon, J.B.
1962. The Transplantation of Nuclei
between Two Species of Xenopus. England: Oxford University.
Hirami, Yasuhiko., Fumitaka Osakada, Kazutoshi Takahashi, Keisuke Okita,
Shinya Yamanaka, Hanako Ikeda, Nagahisa Yoshimura, Masayo Takahashi.2009. Generation of Retinal Cells from Mouse and
Human Induced Pluripotent Stem Cells. Japan: Kyoto University.
Kimbal, John W. 1989.
Biologi Edisi kelima cetakan kedua.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Muhammad, S.A. 1991.
Pengantar Kloning Gena.
Yogyakarta: Yayasan Esentia Medica.
Partaonan, Daulay. 2005. Stem Cells Fact. USA: International Society for
Stem Cell Research.
Roberts, J.A. Fraser, Pambrey, Marcus E. 1995. Genetika Kedokteran Edisi kedelapan Cetakan Pertama. Jakarta:
Penerbit Buku kedokeran (EGC).
Thomson, J. A., Eldor, J. I.,
Shapiro, S. S., Waknitz, M. A., Swiergiel, J. J., Marshall, V. S. &
Jones, J. M. 1998. Embryonic
Stem Cell Lines Derived from Human Blastocysts. Proc. Natl. Acad. Sci. USA 282, 1145-1147.
Watson, James D., Tooze, John, Kurtz, David T. 1988. DNA
Rekombinan. Jakarta: Penerbit Erlangga.