Minggu, 15 Juni 2014

Tugas Kultur sel dan jaringan



Soal
1.      Bagaimana prinsip utama kloning yang dilakukan pada sel katak?
2.      Dapatkah prinsip yang terjadi pada kloning katak diterapkan pada kloning manusia?
Jawab
1.      Kloning berasal dari kata ‘klon’ dari bahasa Yunani yang berarti tunas muda. Pada dasarnya kloning adalah teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang sama sifat baik dari segi hereditasnya maupun penampakannya. Dari referensi lainnya, dikatakan kloning adalah penggunaan sel somatik makhluk hidup multiseluler untuk membuat satu atau lebih individu dengan materi genetik yang sama atau identik (Kimbal, 1989).
Prinsip utama kloning yang dilakukan pada sel katak yaitu  yang pertama inti sel kulit katak ditransplantasikan ke dalam sel telur yang intinya sudah dihilangkan. Hasil transplantasi tersebut ditumbuhkan sampai terbentuk embrio, kemudian sel-sel embrio dipisahkan, dan inti sel embrio tersebut ditransplantasikan ke dalam sel telur katak lain yang inti selnya sudah di buang dengan kata lain memasukan atau mentransplantasi  nukleus kedalam telur katak yang sudah di enukleasi atau dapat dikatakan  mengambil inti sel yang belum dewasa dari sel telur katak dan menggantinya dengan inti sel dewasa dari sel epitel usus berudu.secara teori untuk mengklon seekor binatang perlu untuk mengambil nukleus dalam telur yang telah dibuahi, baik melalui pembedahan, maupun menonaktifkannya secara total dengan radiasi dan menggantikannya dengan nukleus yang diambil dari individu lain (Muhammad, 1991).
Transplantasi inti disebut juga teknik kloning yaitu pemindahan inti sel yang satu ke sel lain sehingga di peroleh individu baru yang memiliki sifat baru sesuai inti yang diterimanya .Kloning menghasilkan individu yang identik satu sama lain. Karena di hasilkan dari reproduksi aseksual. Teknik kloning berhasil dicobakan pada katak, mencit, sapi, dan domba (Roberts et al, 1995).
Teknik kloning pada katak berhasil dilakukan oleh John B. Gurdon. Langkah-langkah teknik kloning pada katak adalah sebagai berikut.
 .       Inti sel kulit katak ditransplantasikan ke dalam sel telur yang intinya sudah dihilangkan.
a.     Hasil transplantasi tersebut ditumbuhkan sampai terbentuk embrio, kemudian sel-sel embrio dipisahkan dan inti sel embrio tersebut ditransplantasikan ke dalam sel telur katak lain yang inti selnya sudah di buang.
b.     Individu hasil cloning tumbuh dari sel-sel telur tersebut (Gurdon, 1962).
2.      Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama denagn induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita yang telah dihilangkan inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan proses pembuahan atau inseminasi buatan. Dengan metode semacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang diambil dari seorang perempuan. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel digabungkan dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini terjadi, sel telur yang telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan, agar dapat memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami. Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya, yakni orang yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan (Kimbal, 1989).
Pada dasarnya prinsip kloning pada sel katak yang dilakukan oleh Gurdon adalah dengan mencoba menginjeksikan inti sel usus katak dewasa yang mengandung DNA ke sel telur yang inti selnya telah diangkat. Penelitian Gurdon awalnya menuai sikap skeptis dari ilmuwan lain. Pasalnya, dipahami sebelumnya bahwa sel dewasa adalah sel yang sudah mengalami spesialisasi, tidak bisa membuahi. Namun, di luar dugaan, Gurdon membuktikan bahwa pandangannya benar. Inti sel usus katak dapat berperilaku seperti inti sel telur. Ketika sel telur tersebut dibuahi, individu baru tetap dapat dihasilkan (Hirami et al,2009).
Kloning reproduktif ini dapat diterapkan pada manusia. Peminakan sel-sel induk merupakan salah satu langkah awal dari baik peminakan terapeutik, maupun peminakan reproduktif. Peminakan terapeutik pada manusia mempunyai tujuan untuk kepentingan klinis dalam rangka memperbaiki kualitas kehidupan menusia, maksud dari peningkatan kualitas kehidupan manusia dilihat dari keuntungan kloning itu sendiri yaitu: memproduksi organ tubuh untuk transplantasi, menghindarkan penyakit, memecahkan permasalahan reproduksi, menyediakan bahan riset.
Peminakan sel-sel induk dan proses diferensiasi ke arah pembentukan tubuh embrionik pada manusia telah dilakukan (Thomson, et al., 1998). Tubuh embrionik yang terbentuk dideteksi aktifitas telomerasenya untuk meyakinkan bahwa sel-sel embrionik tersebut bersifat totipoten dan dapat berdiferensiasi menjadi manusia apabila dilakukan transfer embrio ke dalam rahim. Prinsip yang dilakukan untuk klon sel katak dapat diterapkan pada manusia dimana proses kloning manusia dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
1.       Kloning dilakukan dengan mengambil inti sel (nucleus of cells) “wanita lain (pendonor sel telur)” yang kemudian ditanamkan ke dalam ovum wanita kandidat yang nekleusnya telah dikosongkan.
2.      Kloning dilakukan dengan menggunakan inti sel (nucleus) “wanita kandidat” itu sendiri, dari sel telur milik sendiri bukan dari pendonor.
3.      Kloning dilakukan dengan menanamkan inti sel (nucleus) jantan ke dalam ovum wanita yang telah dikosongkan nukleusnya. Sel jantan ini bisa berasal dari hewan, bisa dari manusia. Terus manusia ini bisa pria lain, bisa juga suami si wanita.
4.      Kloning dilakukan dengan cara pembuahan (fertilization) ovum oleh sperma (dengan tanpa hubungan sex) yang dengan proses tertentu bisa menghasilkan embrio-embrio kembar yang banyak (Watson et al,1988).
Proses kloning manusia dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut:
·         Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
·         Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetik kemudian dipisahkan dari sel.
·         Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya dipisahkan.
·         Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
·         Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
kloning pada katak dapat dilakukan kepada manusia karena pada saat penkloningan pada katak digunakan nukleus sel somatik sebagai donor dari berbagai stadium perkembangan yaitu dengan memasukkan inti sel (nukleus) usus berudu katak dewasa ke dalam sel telur katak tanpa inti,sedangkan kloning pada manusia juga demikian yaitu mengambil sel tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita yang telah dihilangkan inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan proses pembuahan atau inseminasi buatan.
DAFTAR PUSTAKA

Gurdon, J.B. 1962. The Transplantation of Nuclei between Two Species of Xenopus. England: Oxford University.
Hirami, Yasuhiko., Fumitaka Osakada, Kazutoshi Takahashi, Keisuke Okita, Shinya Yamanaka, Hanako Ikeda, Nagahisa Yoshimura, Masayo Takahashi.2009. Generation of Retinal Cells from Mouse and Human Induced Pluripotent Stem Cells. Japan: Kyoto University.
Kimbal, John W. 1989.   Biologi Edisi kelima cetakan kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Muhammad, S.A. 1991.  Pengantar Kloning Gena. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medica.
Partaonan, Daulay. 2005. Stem Cells Fact. USA: International Society for Stem Cell Research.
Roberts, J.A. Fraser, Pambrey, Marcus E. 1995. Genetika Kedokteran Edisi kedelapan Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Buku kedokeran (EGC).
Thomson, J. A., Eldor, J. I., Shapiro, S. S., Waknitz, M. A., Swiergiel, J. J., Marshall, V.  S. & Jones, J. M. 1998. Embryonic Stem Cell Lines Derived from Human Blastocysts. Proc. Natl. Acad. Sci. USA 282, 1145-1147.
Watson, James D., Tooze, John, Kurtz, David T. 1988.  DNA Rekombinan. Jakarta: Penerbit Erlangga.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar